Rabu, 09 April 2025
Jam menunjukkan pukul 17:05 waktu London (BST). Sepanjang hari saya merasa sangat sedih. Hari ini saya berusia 35 tahun, sudah tidak lagi muda. Selama seminggu ini anak-anak selalu menghitung mundur kapan saya akan berulang tahun. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, biasanya anak-anak tidak pernah terlalu peduli kapan saya berulang tahun. Saya sendiri tidak pernah mengajarkan untuk merayakan ulang tahun, sejak mereka lahir kami juga belum pernah memperingati hari ulang tahun mereka. Mungkin karena saat ini mereka sudah banyak mendapat pengaruh bagaimana teman-temannya merayakan ulang tahun di sekolah dengan perayaan yang benar-benar meriah. Ilyas bahkan sudah mengatur alarm di kalender ponsel saya sejak setahun lalu mungkin, "Ayah will be 35 years old". Bangun tidur dia langsung menghampiri saya, "Ayah, you are turning 35 today!" Selain Ilyas beberapa ucapan juga masuk ke ponsel saya, selain harapan dan doa dari adik saya, ada juga ucapan dari dua klinik kesehatan yang mengingatkan bahwa saya sudah cukup berumur untuk memperhatikan kesehatan. Istri saya juga menyiapkan lasagna untuk sarapan dan kue ubi coklat sebagai hidangan penutup, sajian spesial untuk hari spesial saya katanya. Hal-hal itu yang sebenarnya membuat saya bertambah sedih.
Saya selalu menganggap hari ulang tahun sebagai hari-hari biasa, hari yang tidak perlu dirayakan karena sejatinya umur kita berkurang setiap harinya. Momen-momen tadi membuat saya tersadar betapa waktu berjalan sangat cepat. Saya masih ingat betul momen perayaan ulang tahun saya ke-9 ketika ibu saya membuatkan tumpeng dan mengundang teman-teman sekitar. Atau saat ulang tahun ke 23 saya ketika teman-teman KKN memberikan surprise kue ulang tahun dan hadiah bola futsal. Tidak terasa kini saya sudah berusia 35. Kesedihan ini bertambah ketika saya merasa hari ini tidak begitu produktif dalam progress riset saya. Berbagai pertanyaan-pertanyaan besar muncul di pikiran, saya terlalu banyak menyia-nyiakan waktu, tidak terlalu pintar, tidak cukup qualified untuk menjadi seorang doktor. Hingga pertanyaan-pertanyaan yang lebih berat seolah ikut mendesak pikiran saya, ingin ikut andil dalam menambah kesedihan saya hari ini. Apakah saya sudah menjadi ayah yang baik? menjadi suami yang baik? menjadi anak yang baik? and to the ultimate question, " apakah saya sudah menjadi hamba yang baik?".
Today really hits me hard.
But I'll move forward. I will prove that I will answer all of those questions with "Yes! you did"
Gambar di samping menunjukkan salah satu proses reflective ketika sebagian energi dari ombak yang datang pecah menjadi arus dan dipantulkan kembali ke arah laut.